Category Archives: Rajutan

Terbebas dari Kutukan

Hari ini akhirnya datang juga. Dimana aku adalah Rapunzel yang bebas dari penyihir yang menyekapnya di dalam menara selama 18 tahun. Aku adalah Beast yang akhirnya menemukan cinta sejatinya. Aku adalah Snow White & Aurora yang terbangun dari tidur panjangnya.


Sejak memutuskan untuk merajut secara komersil pada 2012 yang lalu, aku bertemu banyak sekali situs yang berisi pola rajutan. Salah satu laman FB yang aku ikuti adalah Lion Brand Yarn, sebuah perusahaan benang di AS. LBY punya banyak sekali stok pola rajutan (knit & crochet), dari yang paling gampang sampai yang paling mumet. GHRATISSSSS!!!! Pake ghain!

Salah satu pola yang aku ambil dari situs LBY adalah selimut bayi Mawiya.

Dari laman ini, aku jadi tau tentang A.C. Moore, yang sepertinya itu toko jualan alat-alat crafting. A.C. Moore sering memberi diskon untuk barang-barang Lion Brand Yarn, dan di share oleh laman LBY. 4 tahun kemudian, ketika diputuskan kami akan ditempatkan di Washington DC, hal pertama yang aku lakukan adalah mengetik “yarn store in DC” di google. Tampilan foto toko benang yang cozy bikin aku meleleh… Membayangkan duduk merajut disitu dan tak lupa menimbun benang…

Semua stok benang di Jakarta aku serahkan pada Ama, yang lagi punya proyek ambisius merajut 1000 tempat tisu untuk pernikahan adik bungsuku (yang bahkan calon pengantin prianya belum ada). Aku sendiri sudah mengkhayal indah membeli Lion Brand Yarn.

Aku hanya membawa serta benang pom pom (yang sudah kurencanakan untuk winter) dan…. selimut bayi Nahrisyah yang belum selesai sejak aku masih hamil 4 bulan.

Selimut ini Masya Allah… aku booooooseeeennnn bangetttt!!!! Selagi hamil aku membuat tas botol untuk perpisahan dengan teman sekelas Mawiya. Akhirnya selimut belum beres sampai bayinya lahir. Setelah itu aku masih punya banyak alasan untuk menunda. Menerima beberapa pesanan rajutan, membuat dompet untuk perpisahan Mawiya dengan teman cheers-nya, membantu Ama membangun 1000 candi… 1000 tempat tisu maksudnya 😂

Jadi ya.. begitulah.. selimut itu masih menggumpal di jarumnya. Sampai kami tiba di DC, disibukkan dengan segala urusan pindahan. Kami keluar masuk banyak toko untuk membeli perlengkapan rumah tangga dan sekolah Mawiya. Hingga akhirnya kami melihat sebuah toko besar bertuliskan “Art & Craft Moore“. Ooooohhhhh…. jadi A.C. Moore itu kependekan dari Art & Craft…

Mawiya heboh sekali minta masuk ke dalam. Kami menahan diri untuk tidak masuk ke toko itu sebelum urusan rumah beres. Gimana caranya nyimpen barang-barang craft kalo rumah masih berantakan? Lalu begitu kesempatan itu datang, aku seperti anak kecil yang masuk toko mainan. Semua terlihat begitu menarik. Emmeshhhhhh…. bagus.. cantik.. cute.. harum.. duh….

Aku dan Mawiya menelusuri tiap lorongnya sambil tidak berhenti berkomentar dan menarik nafas panjang. Berkali-kali tanpa sadar kami berdua terbelalak dan melongo. Sampai kami tiba di lorong itu. Lorong yang penuh benang warna-warni dan terlihat sangat lembut. Dari benang yang kurus sampai yang chunky. Dari yang lurus, keriting, berbulu sampai ber-pom-pom. Namanya lucu-lucu pula. Chateau, Cotton Candy, Couture Jazz.. Oh… ini yang selalu aku impikan sejak 4 tahun yang lalu…

Tapi tiba-tiba, deretan benang menggemaskan itu berubah menjadi gumpalan selimut bayi Nahrisyah. Yang sudah berusia 2 tahun 3 bulan. Janji pun terucap. Demi Nahrisyah. Tidak akan terbeli satu helai benang pun, sebelum selimut itu terbentang sempurna…

Kami berjalan menuju kasir sambil membawa kertas warna-warni dan beberapa pita. Petugas kasir menawariku menjadi member supaya dapat banyak potongan harga. Akupun memberi nomor ponsel dan email.

Mulailah kutukan itu terjadi.

7 hari seminggu mereka mengirim email diskon hingga 70%. Dan selalu ada gambar benang-benang lucu nan menggemaskan di dalamnya. Aku tidak ingin membukanya. Tapi jariku seperti menolak keinginan tuannya. Email terkutuk!

Bukannya makin semangat menyelesaikan selimut, aku malah menyiksa diri dengan membuka email dan berlama-lama menatapnya. Apalagi jari-jemariku memang harus diistirahatkan karena trigger finger dan carpal tunnel syndrome.

Setiap hari aku membayangkan tumpukan benang lembut itu dan mengubahnya menjadi selimut yang nyaman dan hangat. Atau tas yang ceria dan penuh warna. Entah sampai kapan ini akan terjadi.


Tinggal 15 baris terakhir. Aku menguatkan tekad untuk menyelesaikan sebelum akhir pekan. Sabtu ini aku HARUS BELI BENANG PERDANA. Aku merajut lebih sering. Hingga akhirnya, setelah 2 tahun 6 bulan, aku berhasil membentangkannya dengan sempurna!

Sekarang aku sudah punya alat knit loom yang baru. Semoga teknik merajut yang baru ini bisa mengurangi rasa sakit di tanganku. Selamat menempuh hidup rajutan yang baru untukku…